Pemerintahan

.

Banjir lahar dingin melanda Sumbar usai erupsi Gunung Marapi - 'Tak bisa dihindari'

Suluah Nagari, Agam - Banjir lahar dingin terjadi di sejumlah daerah di sekitar Gunung Marapi, Sumatra Barat, Jumat (05/04/2024). Setidaknya delapan orang telah dilarikan ke rumah sakit akibat banjir yang diduga terjadi akibat curah hujan tinggi di kawasan Gunung Marapi yang tengah erupsi.

Sebagaimana dilansir dari bbc indonesia Banjir lahar dingin Gunung Marapi ini mengakibatkan ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang putus total. Aliran lahar dingin juga terpantau merusak sawah dan pekarangan warga serta memutus akses jalan hingga beberapa kendaraan ikut terjebak.

Banjir lahar dingin juga terjadi pada Desember lalu di sekitar kawasan yang sama.

Pada saat itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, memperingatkan bahwa banjir lahar dingin dapat menghantam masyarakat yang tinggal di sekitar 23 sungai yang berhulu di Gunung Marapi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat mengatakan telah membuat pemetaan potensi banjir lahar dingin pasca peristiwa Desember lalu.

Daerah mana saja yang terdampak?

Hingga Jumat (05/04) malam, daerah yang terdampak banjir lahar dingin, antara lain Nagari Aie Angek di Kabupaten Tanah Datar serta Nagari Bukik Batabuah, Nagari Canduang, dan Nagari Sungai Puar di Kabupaten Agam.

"Kami mendengar dan melihat aliran air yang membesar sebanyak dua kali, pertama sekitar jam 15.00 WIB dan satu jam setelahnya, aliran kedua berbunyi gemuruh," kata seorang warga Bukik Batabuah, Sutan Makmur (68), seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Di Bukik Batabuah, delapan orang telah dibawa ke rumah sakit, beberapa di antaranya sempat hanyut terbawa arus air, kata wali nagari atau kepala desa setempat, Firdaus.

Firdaus berkata, warga awalnya mendengar bunyi gemuruh dan suara seperti dentuman saat berada di Jorong Batang Silasiah—salah satu permukiman di daerah tertinggi di Bukik Batabuah.

“Mungkin ada batu yang jatuh. Warga lalu melihat dan mengirim foto lokasi kepada saya,“ ujarnya.

Berdasarkan informasi itu, Firdaus berkata langsung meminta warga di pinggiran sungai untuk meninggalkan rumah mereka.

Sekitar 10 menit usai mengirim pesan peringatan itu, Firdaus menyebut banjir bandang menerjang kampung-kampung yang lebih rendah.

Saat dihubungi, Firdaus menyebut ketinggian air di kampung yang berjarak 400 meter dari sungai telah setinggi lutut. Sebuah jembatan tertutup kayu dan bebatuan sehingga menghambat akses transportasi.

Banjir lahar dingin Gunung Marapi ini mengakibatkan ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang putus total.

Putusnya akses jalan karena besarnya aliran air berwarna hitam pekat dari Gunung Marapi itu terpantau terjadi di daerah Air Angek, Kabupaten Tanah Datar dan Bukit Batabuah, Canduang dan Sungai Puar di Kabupaten Agam.

Kepala BPBD Kabupaten Tanah Datar, Ermon Revlin, berkata bahwa banjir lahar dingin merendam jalan nasional yang menghubungkan Bukittinggi dan Padang Panjang.

Kawasan itu sempat tidak dapat dilalui, sebelum otoritas menerjunkan personel dan alat berat untuk membersihkan jalan.

Ermon berkata, sistem buka tutup sekarang diberlakukan kepolisian di jalan tersebut. Dampaknya, antrean panjang kendaraan mengular.

Banjir bandang pada Jumat (05/04) sore, kata Ermon, menerjang persawahan di sejumlah kampung. Hingga saat ini, dia tidak mendapat laporan tentang korban jiwa.

“Dulu kami sudah memberikan peringatan kepada masyarakat, begitu juga saat ini,“ ujarnya.

Kepala Basarnas Sumbar, Abdul Malik, menyebut telah mengerahkan dua tim beranggotakan 12 orang ke daerah yang terdampak.

Mereka membawa tiga kendaraan besar, perahu karet, serta drone untuk mengevakuasi warga.

“Kami memetakan apa yang bisa kami lakukan untuk warga,” ujarnya.

BNPB: Tidak ada warga yang mengungsi

Menurut informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejauh ini (05/04), tidak ada warga yang melakukan pengungsian.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam telah berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan terkait potensi dampak banjir bandang terhadap warganya.

“Pemantauan sementara arus deras air menyasar akses jalan di Nagari Sungai Pua. Hingga kini belum ada laporan dampak lain, terhadap korban jiwa atau pun kerusakan bangunan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan persnya, Jumat (05/04).

iga hari sebelumnya, Selasa (02/04), wilayah Agam juga terdampak bencana hidrometeorologi basah, berupa banjir. Namun genangan yang menerjang Kecamatan Banuhampu dan Ampek Angkek itu telah surut.

“Dua hari ke depan, wilayah Sumatra Barat masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi yang disertai petir dan angin kencang. Sedangkan beberapa wilayah di Kabupaten Agam, hujan ringan hingga petir masih berpotensi terjadi hingga lusa, Minggu (7/4),” tambah Muhari.

Selain itu, banjir lahar hujan juga terjadi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, pada Jumat petang (05/04). Banjir ini membawa material vulkanik dari Gunung Marapi yang dikeluarkan pascaerupsi.

Apa penyebabnya?

Gunung Marapi setidaknya sejak Desember lalu mengalami aktivitas vulkanik dan beberapa kali erupsi. Status Marapi adalah siaga atau berada di level tiga kesiapsiagaan.

Pekan ini, Marapi juga erupsi. Pada 3 April lalu misalnya, letusan abu vulkanik gunung itu mencapai hingga ketinggian 1,5 kilometer dari puncak, menurut Kepala PGA Gunung Marapi, Ahmad Rifandi.

Akibat erupsi pekan ini, kata Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, banyak pasir halus yang menempel di kawah Marapi.

Rudy berkata, pihaknya sudah memperkirakan bahwa hujan besar akan menyeret abu vulkanik tersebut ke 23 sungai yang berhulu di Marapi.

“Tercatat sudah 500 ribu kubik pasir yang menempel di kawah. Jadi BPBD Agam dan Tanah Datar sudah mengantisipasi dengan membuat peringatan dini jika hujan besar terjadi dan berpotensi menurunkan lahar itu,” kata Rudy.

Rudy mengatakan, BPBD Sumbar sudah membuat mitigasi banjir lahar dingin di sekitar Marapi sebelum kejadian hari ini. Mereka bekerja sama dengan BMKG untuk membuat simulasi banjir lahar dingin.

“Kami memprediksi, misalnya kalau pasir halus yang menumpuk mencapai 500 ribu kubik, jangkauan banjir lahar dingin akan sampai daerah mana,” jelas Rudy.

Rudy berkata, BPBD telah menyerahkan hasil simulasi dan pemetaan itu kepada otoritas di tingkat kabupaten.

“BPBD Agam dan Tanah Datar sudah tahu itu. Kami juga minta masyarakat di sekitar sungai untuk waspada,” ujarnya.

“Banjir lahar dingin tidak bisa dihindari. Kalau hujan besar, pasti akan mengalir ke bawah,“ papar Rudy.

Kapan kejadian serupa sebelumnya?

Pada pekan pertama Desember 2023, banjir lahar dingin dari Gunung Marapi melanda sejumlah daerah di Tanah Datar dan Agam. Peristiwa itu terjadi tak lama usai erupsi Marapi.

Seperti kejadian hari ini, banjir itu juga sempat menyebabkan akses transportasi antarkabupaten lumpuh.

Material kayu dan batu yang hanyur bersama lahar dingin saat itu juga memicu longsor di beberapa titik.

Pewarta: F. Malin Parmato / Wartawan di Padang, Halbert Chaniago, berkontribusi untuk laporan ini.




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama