BSr7BUA8GSCpGpr7GSr5GfCiTd==

Sekilas Mengenal Rafflesia Arnoldii

Sekilas Mengenal Rafflesia Arnoldii


Penjelajah Prancis Louis Auguste Deschamps adalah orang Eropa pertama yang menemukan bunga Rafflesia. Ia merupakan anggota ekspedisi ilmiah Prancis ke Asia dan Pasifik yang ditahan oleh Belanda selama tiga tahun di Pulau Jawa pada tahun 1797. Selama masa itu, ia mengumpulkan spesimen yang kemungkinan merupakan Rafflesia patma. Dalam perjalanan pulang pada tahun 1798, kapalnya disita oleh Inggris (yang sedang berperang dengan Prancis)dan semua catatan serta dokumennya dirampas. Joseph Banks, seorang ilmuwan terkemuka, disebut-sebut berusaha keras agar dokumen-dokumen tersebut dikembalikan, tetapi tampaknya tidak berhasil. Catatan itu hilang, kemudian ditemukan kembali sekitar tahun 1860, dijual ke British Museum of Natural History, tetapi sayangnya hilang lagi setelah itu.


Rafflesia arnoldii ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatra. Bunga ini ditemukan pertama kali di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal sebagai Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Bunga ini termasuk tumbuhan endemik di Pulau Sumatra, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat adalah daerah konservasi utama spesies ini. Bunga jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya merupakan salah satu genus yang statusnya terancam (Endagered) akibat punahnya habitat yang mendukung kehidupannya, salah satunya karena penggundulan hutan yang dahsyat.


Rafflesia arnoldii adalah bunga terbesar di dunia yang berasal dari hutan tropis Indonesia, terutama Sumatera dan Kalimantan. Tanaman ini sangat unik karena hidup sebagai parasit murni tanpa daun, batang, atau akar. 


Ia menempel pada akar tanaman inang seperti Tetrastigma untuk memperoleh nutrisi, dan pertama kali ditemukan oleh penjelajah Inggris di Indonesia pada awal abad ke-19. Yang luar biasa, Rafflesia hanya mekar satu kali dalam setahun, setelah melalui proses pertumbuhan yang sangat lambat selama berbulan-bulan. 


Saat akhirnya mekar, bunga ini hanya bertahan hidup selama sekitar 5–7 hari sebelum layu. Bau busuk seperti daging membusuk yang dihasilkannya berguna untuk menarik lalat sebagai penyerbuk alami. Mekarnya yang langka dan singkat menjadikan Rafflesia simbol penting kelangkaan sekaligus keindahan ekosistem tropis Indonesia.


Dihimpun oleh iing chaiang dari berbagai sumber

Komentar0

Type above and press Enter to search.